dibalik Gunung Kemukus~



Dibalik Gunung Kemukus



 Cuaca siang hari nan terik mengiringi langkah saya menuju ke desa Pendem, Sumber Lawang. Menyeberang jembatan dan menapaki beberapa anak tangga untuk menuju puncak gunung kemukus, bisa dibilang sangat melelahkan namun dengan modal niat tak menghalangi niat saya mencapai tujuan. Alhasil saya bisa menemui juru kunci Gunung Kemukus atau bisa disebut Juru Kunci Makam Pangeran Samudro bernama Pak Hasto merupakan generasi ke 8 sejak tahun 1989 dengan kesetiaannya menjaga dan merawat makam Pangeran Samudro, suasana yang hangat dan diselingi guyonan tercipta begitu saja alhasil unek-unek yang sudah saya pendam sejak dahulu berhasil dijawab Pak Hasto mengenai “Gunung Kemukus” beberapa fakta yang mengejutkan berhasil memusnahkan pikiran negatif saya terhadap tempat ini, memang benar adanya tidak hanya satu atau dua orang saja yang memandang miring terhadap tempat ini.
Namun, hal itu sudah saya buang jauh-jauh, Pak Hasto sudah sangat fasih menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dari berbagai tamu baik daerah maupun luar daerah. “Pada mulanya Pangeran Samudro setelah belajar agama Islam di Gunung Lawu, Pangeran Samudro berniat kembali ke Demak. Singkat cerita saat Pangeran Samudro sampai di desa Doyong Kecamatan Miri, Pangeran Samudro jatuh sakit dan akhirnya meninggal kemudian dimakamkan diperbukitan yang saat ini disebut Gunung Kemukus, nama Gunung Kemukus ini semula masyarakat sering melihat kabut hitam seperti asap yang berbentuk kukusan tampak menyelimuti makam Pangeran Samudro yang  dipercayai masih ada garis keturunan Kerajaan Majapahit muncul setiap musim hujan atau kemarau. Sebab itulah lokasi tersebut dikenal dengan nama Gunung Kemukus” tutur Pak Hasto selaku juru kunci makam Pangeran Samudro.

Secara tidak langsung Pak Hasto mengklarifikasi mengenai isu-isu yang sudah ada ditempat ini kepada saya, bahwasannya dimakam Pangeran Samudro terdapat kelambu putih, setiap malam satu suro dan Jumat Pon selambu putih tersebut dicuci. Air bekas cucian selambu putih dipercaya membawa berkah bagi warga sekitar, tidak hanya warga sekitar saja namun pendatang luar daerah berbondong-bondong menyaksikan ritual tersebut. “Oleh karena itu, didaerah sini tersedia penginapan untuk tamu luar daerah yang ingin berkunjung kesini untuk berziarah dan meminta do’a yang dipercayai membawa berkah. Namun, banyak sekali cerita rekayasa dari luar mengatakan harus melakukan perzinaan terlebih dahulu disini. Tidak benar, namun saya bisa apa isu-isu itu sudah merebak sejak lama baik didaerah dan diluar daerah. Saya hanya bisa melakukan klarifikasi seperti ini, jika ada yang bertanya seperti mbak tanyakan”. Pak Hasto juga menambahkan sendang Ontrowulan tersebut merupakan tempat menyucikan diri Nyai Ontrowulan saat berkunjung ke Makam Pangeran Samudro yang merupakan anak tiri Nyai Ontrowulan “Meski isu yang beredar Pangeran Samudro hubungan khusus dengan ibu Tirinya, tidak benar adanya. Nyai Ontrowulan pada saat itu mencari-cari keberadaan anaknya hingga sampai ditempat ini sebagai penebus dosanya, disisa umurnya selalu berkunjung dimakam anaknya Pangeran Samudro dan sebagai bentuk kasih sayangnya jasadnya tidak ditemukan”.
   

Wajah saya kembali bersemu ketika Pak Hasto mengantarkan saya menuju Makam Pangeran Samudro, memang benar adanya makam ini terawat terbukti kebersihannya sangat dijaga oleh Pak Hasto. Tidak hanya satu makam saja, melainkan beberapa makam yang merupakan makam juru kunci gunung kemukus sebelum Pak Hasto.


0 komentar:

Posting Komentar

[ terimakasih, sudah membaca seikat kalimat...]